Asam Jawa (Tamarindus indica)
I. Klasifikasi Asam jawa (Tamarindus indica)
Kingdom :
Plantae (tumbuhan)
SubKingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua /dikotil)
Sub
Kelas :
Rosidae
Ordo :
Fabales
Famili :
Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus :
Tamarindus
Spesies :
Tamarindus indica L.
II. Habitus Asam jawa (Tamarindus indica L.)
1. Perawakan Tumbuhan (Habitus)
Dokumentasi pribadi,13 juni 2013 |
Asam jawa tergolong kedalam jenis pohon dan berumur
panjang (menahun).Berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur
daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit
batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal.
Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat. Asalnya tidak pasti,
mungkin jenis asli savana kering Afrika tropis. Jenis ini dahulu diintroduksi
ke Asia yang menjadi tempat tumbuh sekarang, dan belum lama diintroduksi ke
tropis di belahan barat. Tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson
basah, dapat tumbuh di kisaran tipe tanah yang luas. Dapat hidup di tempat
bersuhu sampai 47°C, tapi sangat sensitif terhadap es. Umumnya tumbuh di daerah
bercurah hujan 500 – 1.500 mm/tahun, bahkan tetap hidup pada curah hujan 350 mm
jika diberi irigasi saat penanaman. Di daerah tropika basah bercurah hujan
lebih dari 4.000 mm, pembungaan dan pembuahan menurun dengan jelas. Jenis ini
menghasilkan benih lebih banyak jika hidup di tempat dengan periode ker ing
yang panjang, berapapun curah hujan tahunannya.
2. Perihal Akar
Pohon ini memiliki sistem perakaran akar tunggang, terbukti
dengan adanya akar lembaga (Radicula) yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil (Tjitrosoepomo, 2009: 92). Akar
tunggang (radix primaria) yang dapat menembus ke dalam tanah. Biasanya
pada akar terdapat bagian-bagian seperti : leher akar (collum), ujung
akar (apex radicis), batang akar (corpus rasicis),
cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla
radicalis), rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis),
dan tudung akar (calyptra).
3. Perihal batang
Tamarindus
indica
merupakan tanaman yang berbatang jelas, dengan batang yang biasanya keras dan
kuat yang disebut dengan batang berkayu (lignosus). Bentuk batang
bulat (teres), dengan pohon yang selalu tegak (fastigiatus) diameter
batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar .Karena
sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya
pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar
dengan batang pokoknya, dan pada permukaan banyak memperlihatkan adanya
lentisel.
Dokumentasi pribadi, 12 juni 2013 |
Daun pada tanaman Tamarindus indica ini termasuk ke
dalam daun majemuk menyirip genap karena saling berhadapan. Duduk daun
bergantian, daun majemuk dengan 8 – 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 –
3,5 cm. Dalam tanaman ini termasuk ke dalam daun bertangkai yang memiliki
bagian tangkai dan helaian daun saja, yaitu :
1.
Tangkai daun (petioulus)
Tangkai daun T. indica
memiliki penampang melintang yang bulat dan kecil. Tangkainya juga memiliki
panjang ± 0,2 cm dan berwarna hijau.
2.
Helaian daun (lamina)
Bangun Daun (Circumscriptio)
Memiliki bagian daun terlebar di
tengah-tengah helaian daun, yaitu bangun memanjang (oblongus), yaitu
perbandingan panjang dan lebar daunnya 2,5-3:1. Dimana T. indica
memiliki panjang daun sampai 15 cm, lebarnya 0,5-1 cm.
Ujung Daun (Apex Folii)memiliki
ujung daun yang tumpul atau obtusus.Pangkal daun (Basis Folii)termasuk
ke dalam jenis pangkal daun membulat atau rotundatus.Susunan
tulang-tulang daun (Nervatio atau Vernatio) Memiliki susunan
pertulangan daun yang meyirip (penninervis), jadi biasanya disebut daun
majemuk menyirip.Tepi daun (Margo Folii) termasuk ke dalam tepi daun
yang rata (integer).Daging daun (Intervenium)memiliki daging daun
yang tipis lunak.Warna daun, hijau, permukaan daun, halus.
Dokumentasi Pribadi 12 juni 2013 |
Termasuk ke dalam bunga majemuk tak
terbatas (Inflorescentia racemosa) yang terdiri atas bagian-bagian
sebagai berikut:
1. Bagian-bagian yang bersifat
seperti batang atau cabang, yaitu : ibu tangkai bunga (pendiculus,
pendunculus communis atau rachis), tangkai bunga (pedicellus),
dan dasar bunga (receptacullum).
2. Bagian- bagian yang
bersifat seperti daun, yaitu : daun-daun kelopak (sepala), daun-daun
mahkota (petala), benang sari (stamen), dan daun-daun buah (carpella)
penyusun putik (pistillum).
Termasuk bunga lengkap karena
memiliki daun kelopak, daun mahkota, benang sari dan putik sebagai alat
kelamin, dengan demikian juga disebut sebagai bunga hermaphrodite karena
memiliki 2 alat kelamin bunga yaitu benang sari sebagai alat kelamin jantan dan
putik sebagai alat kelamin betina. Bunga T. indica ini berukuran kecil.
Selain itu bersimetri banyak (polysimetris), memiliki kelopak yang
termasuk ke dalam polysepalus atau antara kelopak yang satu dengan yang
lainnya saling lepas yang berjumlah 4 helai.
Pada mahkotanya saling lepas atau
disebut polypetalus dengan warna kekuning-kuningan dan coretan
merah muda, berjumlah 3 helai dalam tangkai sepanjang 3 – 5 cm dengan umumnya
bermahkota kecil. Benang sarinya duduk di atas kelopak yang dinamakan Calyciflorae
berjumlah 3 helai.
Putiknya termasuk putik tunggal (simplex).
Dengan
rumus bunga yaitu:♀ * K4, C3+0, A3, G1
Sumber: wordpress.org |
Termasuk ke dalam buah sejati tunggal (buah sungguh) dan
kering. Dimana mengandung banyak atau lebih dari satu biji dan jika masak dapat
pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia). T. indica termasuk buah kotak yang
digolongkan ke buah polong (legumen),
yang mempunyai daging dan jika masak juga tidak pecah.
Buahnya yang berbentuk seperti
polong itu tidak merekah dan ketika kering akan rapuh, panjangnya mencapai 5 –
15 cm dengan tebal 2,5 cm, agak melengkung dan membungkus biji. Kulit cangkang
luar lunak dan daging buahnya asam. Daging buahnya asam sedap dan kulit buahnya
coklat. Terdapat 1 – 10 biji setiap polong, dibungkus oleh daging buah yang
lengket.Saat muda daging buahnya berwarna putih kehijauan dan sesudah tua
menjadi coklat.
Dokumentasi pribadi,16 juni 2013
|
Dalam satu buah terdapat
1-10 biji yang memiliki panjang sampai 18 mm, bentuk tidak teratur, warna :
kemerah-merahan, coklat tua atau hitam mengkilat.Inti biji :lurus ada putih
lembaga.
Ada 3 bagian utama biji :
- Kulit biji (spermodermis)
Dokumentasi pribadi,16 juni 2013 |
- Tali Pusar (funiculus)
Jika masak biasanya biji terlepas
dari tangkai biji atau tali pusarnya dan biasanya tampak bekas yang dikenal
pusar biji.
- Inti biji (nucleus seminis)Terdiri dari lembaga
(embryo) sebagai calon individu baru dan putih lembaga (albumen)
berupa jaringan cadangan makanan untuk permulaan pertumbuhan kecambah sebelum
dapat mencari makanan sendiri.
Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa
digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak
dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan
sinar matahari. Asam kawak inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan
antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk
menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup,
selai, gula-gula, dan jamu. Cara membuatnya adalah menjemur daging buah asam
jawa yang sudah dibuang kulitnya yang sudah bulatan-bulatan sekecil telur itik.
Lebih jauh lagi, asam kawak ini dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara
menjemur asam kawak dalam tempat yang teertutup, hingga keluar suatu cairan
coklat kehitaman. Cairan ini madu asam digunakan untuk mengobati seriawan
(sariawan). Sebagai obat sariawan, bisa juga memakai kulit kayu untuk
dikumur-kumur.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan
direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung
untuk membuat kue atau roti.
Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan dengan
kunyit dan bahan ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu
sinom untuk minuman kesegaran, jamu gepyok diminum untuk melancarkan dan
memperbanyak air susu ibu dan juga bisa digunakan sebagai tapal
(dioleskan pada atau ditempelkan di permukaan kulit) untuk mengurangi radang
dan rasa sakit di persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda
yang direbus untuk mengobati batuk dan demam.
Kayu teras asam jawa berwarna coklat kemerahan,
berat, keras, padat, awet dan bertekstur halus, sehingga kerap digunakan untuk
membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak di Jawa
Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing. Biji asam juga
kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai
peneduh.
Daftar Pustaka
Gembong, Tjitroesoepomo. 1989. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah
Mada
University Press.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.