Minggu, 27 Oktober 2013

DESKRIPSI TUMBUHAN ASAM JAWA (Tamarindus indica)



Asam Jawa (Tamarindus indica)

 


I.                   Klasifikasi Asam jawa (Tamarindus indica)






   Dokumentasi pribadi 13 juni 2013
                                                          




Kingdom                : Plantae (tumbuhan)

SubKingdom         : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi          : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi                 : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas                      : Magnoliopsida (berkeping dua /dikotil)

Sub Kelas              : Rosidae

Ordo                      : Fabales

Famili                    : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus                    : Tamarindus

Spesies                   : Tamarindus indica L.












II.                Habitus Asam jawa (Tamarindus indica L.)

 

1.      Perawakan Tumbuhan (Habitus)







Dokumentasi pribadi,13 juni 2013
Asam jawa tergolong kedalam jenis pohon dan berumur panjang (menahun).Berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat. Asalnya tidak pasti, mungkin jenis asli savana kering Afrika tropis. Jenis ini dahulu diintroduksi ke Asia yang menjadi tempat tumbuh sekarang, dan belum lama diintroduksi ke tropis di belahan barat. Tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat tumbuh di kisaran tipe tanah yang luas. Dapat hidup di tempat bersuhu sampai 47°C, tapi sangat sensitif terhadap es. Umumnya tumbuh di daerah bercurah hujan 500 – 1.500 mm/tahun, bahkan tetap hidup pada curah hujan 350 mm jika diberi irigasi saat penanaman. Di daerah tropika basah bercurah hujan lebih dari 4.000 mm, pembungaan dan pembuahan menurun dengan jelas. Jenis ini menghasilkan benih lebih banyak jika hidup di tempat dengan periode ker ing yang panjang, berapapun curah hujan tahunannya.




2.      Perihal Akar




Pohon ini memiliki sistem perakaran akar tunggang, terbukti dengan adanya akar lembaga (Radicula) yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil (Tjitrosoepomo, 2009: 92). Akar tunggang (radix primaria) yang dapat menembus ke dalam tanah. Biasanya pada akar terdapat bagian-bagian seperti : leher akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus rasicis), cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra).





3.      Perihal batang 

 

 
Dokumentasi Pribadi 12 Juni 2013


                                     Tamarindus indica merupakan tanaman yang berbatang jelas, dengan batang yang biasanya keras dan kuat yang disebut dengan batang berkayu (lignosus). Bentuk batang bulat (teres), dengan pohon yang selalu tegak (fastigiatus) diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar .Karena sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang pokoknya, dan pada permukaan banyak memperlihatkan adanya lentisel.










4.      Perihal Daun



Dokumentasi pribadi, 12 juni 2013
Daun pada tanaman Tamarindus indica ini termasuk ke dalam daun majemuk menyirip genap karena saling berhadapan. Duduk daun bergantian, daun majemuk dengan 8 – 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 – 3,5 cm. Dalam tanaman ini termasuk ke dalam daun bertangkai yang memiliki bagian tangkai dan helaian daun saja, yaitu :

1.      Tangkai daun (petioulus)

Tangkai daun T. indica memiliki penampang melintang yang bulat dan kecil. Tangkainya juga memiliki panjang ± 0,2 cm dan berwarna hijau.

2.      Helaian daun (lamina)

Bangun Daun (Circumscriptio)

Memiliki bagian daun terlebar di tengah-tengah helaian daun, yaitu bangun memanjang (oblongus), yaitu perbandingan panjang dan lebar daunnya 2,5-3:1. Dimana T. indica memiliki panjang daun sampai 15 cm, lebarnya 0,5-1 cm.

Ujung Daun (Apex Folii)memiliki ujung daun yang tumpul atau obtusus.Pangkal daun (Basis Folii)termasuk ke dalam jenis pangkal daun membulat atau rotundatus.Susunan tulang-tulang daun (Nervatio atau Vernatio) Memiliki susunan pertulangan daun yang meyirip (penninervis), jadi biasanya disebut daun majemuk menyirip.Tepi daun (Margo Folii) termasuk ke dalam tepi daun yang rata (integer).Daging daun (Intervenium)memiliki daging daun yang tipis lunak.Warna daun, hijau, permukaan daun, halus.






5.      Perihal Bunga






Dokumentasi Pribadi 12 juni 2013
Termasuk ke dalam bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa) yang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

1.  Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu : ibu tangkai bunga (pendiculus, pendunculus communis atau rachis), tangkai bunga (pedicellus), dan dasar bunga (receptacullum).

2.  Bagian- bagian yang bersifat seperti daun, yaitu : daun-daun kelopak (sepala), daun-daun mahkota (petala), benang sari (stamen), dan daun-daun buah (carpella) penyusun putik (pistillum).

Termasuk bunga lengkap karena memiliki daun kelopak, daun mahkota, benang sari dan putik sebagai alat kelamin, dengan demikian juga disebut sebagai bunga hermaphrodite karena memiliki 2 alat kelamin bunga yaitu benang sari sebagai alat kelamin jantan dan putik sebagai alat kelamin betina. Bunga T. indica ini berukuran kecil. Selain itu bersimetri banyak (polysimetris), memiliki kelopak yang termasuk ke dalam polysepalus atau antara kelopak yang satu dengan yang lainnya saling lepas yang berjumlah 4 helai.

Pada mahkotanya saling lepas atau disebut polypetalus dengan warna kekuning-kuningan  dan coretan merah muda, berjumlah 3 helai dalam tangkai sepanjang 3 – 5 cm dengan umumnya bermahkota kecil. Benang sarinya duduk di atas kelopak yang dinamakan Calyciflorae berjumlah 3 helai. Putiknya termasuk putik tunggal (simplex).

Dengan rumus bunga yaitu:♀  * K4, C3+0, A3, G1










6.      Perihal Buah


Sumber: wordpress.org





Termasuk ke dalam buah sejati tunggal (buah sungguh) dan kering. Dimana mengandung banyak atau lebih dari satu biji dan jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia).  T. indica termasuk buah kotak yang digolongkan ke buah polong (legumen), yang mempunyai daging dan jika masak juga tidak pecah.

Buahnya yang berbentuk seperti polong itu tidak merekah dan ketika kering akan rapuh, panjangnya mencapai 5 – 15 cm dengan tebal 2,5 cm, agak melengkung dan membungkus biji. Kulit cangkang luar lunak dan daging buahnya asam. Daging buahnya asam sedap dan kulit buahnya coklat. Terdapat 1 – 10 biji setiap polong, dibungkus oleh daging buah yang lengket.Saat muda daging buahnya berwarna putih kehijauan dan sesudah tua menjadi coklat.






7.      Perihal Biji 









 Dokumentasi pribadi,16 juni 2013


    Dalam satu buah terdapat 1-10 biji yang memiliki panjang sampai 18 mm, bentuk tidak teratur, warna : kemerah-merahan, coklat tua atau hitam mengkilat.Inti biji :lurus ada putih lembaga.


Ada 3 bagian utama biji :

  1. Kulit biji (spermodermis)

Dokumentasi pribadi,16 juni 2013
Memiliki kulit luar (testa) keras yang halus sedangkan lapisan tengah (sclerotesta) yang kuat dan keras, serta lapisan kulit dalam (endotesta) yang biasanya tipis seperti selaput, yang juga disebut sebagai kulit ari.

  1. Tali Pusar (funiculus)

Jika masak biasanya biji terlepas dari tangkai biji atau tali pusarnya dan biasanya tampak bekas yang dikenal pusar biji.

  1. Inti biji (nucleus seminis)Terdiri dari lembaga (embryo) sebagai calon individu baru dan putih lembaga (albumen) berupa jaringan cadangan makanan untuk permulaan pertumbuhan kecambah sebelum dapat mencari makanan sendiri.



8.      Kegunaan dan Manfaat pohom Tanjung




Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asam kawak inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu. Cara membuatnya adalah menjemur daging buah asam jawa yang sudah dibuang kulitnya yang sudah bulatan-bulatan sekecil telur itik. Lebih jauh lagi, asam kawak ini dapat diolah menjadi madu asam, dengan cara menjemur asam kawak dalam tempat yang teertutup, hingga keluar suatu cairan coklat kehitaman. Cairan ini madu asam digunakan untuk mengobati seriawan (sariawan). Sebagai obat sariawan, bisa juga memakai kulit kayu untuk dikumur-kumur.

Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti.

Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan dengan kunyit dan bahan ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional yaitu jamu sinom untuk minuman kesegaran, jamu gepyok diminum untuk melancarkan dan memperbanyak air susu ibu dan juga bisa digunakan sebagai tapal (dioleskan pada atau ditempelkan di permukaan kulit) untuk mengurangi radang dan rasa sakit di persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk dan demam.



Kayu teras asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras, padat, awet dan bertekstur halus, sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak di Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing. Biji asam juga kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.

Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh.







              Daftar Pustaka




Gembong, Tjitroesoepomo. 1989. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada

              University Press.






                                                                                                                                                               


























Tidak ada komentar: